SBY Dibilangi Baper Gara-gara Curhat soal Hoax, Coba Lihat Komentar Anak Ahok

Posted by Akurat News on 2:18:00 AM


AKURAT NEWS - Hoax atau berita palsu kini sedang marak penyebarannya di Tanah Air melalui media sosial.

Sejumlah pihak pun menjadi korban, termasuk pemerintah yang sedang berkuasa maupun bukan.
Mantan Presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono (67) pun gundah melihat fenomena ini.
Terlebih, penyebar hoax  disebut sedang berkuasa dan merajalela.

Ini Kicauan Curhat SBY

Melalui akunnya pada Twitter @SBYudhoyono, Jumat (20/1/2017), dia menulis kalimat curhat atau curahan hati menanggapi maraknya hoax.

"Ya Allah, Tuhan YME. Negara kok jadi begini. Juru fitnah & penyebar "hoax" berkuasa & merajalela. Kapan rakyat & yg lemah menang?" kicau akun @SBYudhoyono pada pukul 15:39 WIB.
Kicuan suami Kristiani Herawati itu telah di-retweet dan di-like ribuan pemilik akun.

Lalu, siapakah penyebar hoax itu menurut SBY, sapaan Susilo?

Dia tak menjelaskannya.

Tweeps: Pepo Baper

Sejumlah pemilik akun pada Twitter malah mem-bully dia dan mengaitkan curhatan itu dengan pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla.

‏Pemilik akun @rais_banten menulis kicauan, "<< pepo lebay, Berdoa di medsos....:) Anak buah nya sering sebar Hoax, ga pernah di tegur, apa lgi berdoa..:) ya Ela pak, Berdoa nya di mesjid/Musolh pak. Jangn di Medsos. Satu lagi, anak buah bpk suka sebar Hoax, bapak ga prnh doa/negur. saya jga menghormati beliau. Saya jga tidak benci beliau.. Cuma 1 yg saya tdk suka dri beliau, suka crht di mdsos."

Menanggapi kucauan pemilik @rais_banten, pemilik akun @RinjaniJB menulis kicauan, "Heran sama pepo. Setiap pak Jokowi habis silaturahmi sama tokoh2 nasional & negarawan, pasti deh pepo bapeerrr.. @rais_banten @SBYudhoyono."

Pemilik akun @corazon_rizky menulis kicauan, "Lha yang provokasi kan dari kelompoknya mantan pres juga. Ya masak nglawan tuan sendiri."

Sejak Jumat kemarin, kicauan SBY ramai diperbincangkan dan ditanggapi sejumlah pihak.

Keluhan Tak Jelas

Selain tweeps menyebut SBY baper (bawa perasaan abis), politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Charles Honoris menyebut SBY menyampaikan keluhan tak jelas.

"Yang saya lihat dari cuitan SBY hanyalah sebuah keluhan yang hanya menimbulkan spekulasi dan polemik di masyarakat. Sama seperti pidatonya yang menyebutkan istilah Lebaran kuda yang akhirnya menimbulkan polemik di mata publik," kata Charles sebagaimana dikutip dari Kompas.com.
Seharusnya, lanjut Charles, SBY selaku Presiden keenam RI lebih banyak membantu pemerintahan Jokowi daripada mengeluh.

Charles meminta SBY belajar dari sosok Presiden kelima Megawati Soekarnoputri, Presiden ketiga BJ Habibie, dan Wakil Presiden keenam Try Sutrisno.

Sementara, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Roy Suryo menyebutkan, kicauan SBY sudah dipikirkan matang-matang.

SBY pun diyakini sudah memiliki sejumlah bukti sampai akhirnya mengeluarkan pernyataan itu.
"Saya kira kicauan beliau itu yang sangat singkat dan padat, sudah paripurna, sudah dipikirkan dalam-dalam dari beliau, dan tidak perlu ditafsirkan lagi," kata Roy.

Menanggapi isi kicauan SBY, Roy berharap agar masyarakat Indonesia berintrospeksi.

"Saya sarankan setelah baca itu mari kita doakan bangsa ini bersama-sama dan mari kita jadikan ini introspeksi," kata dia.

Komentar Putra Sulung Ahok

Di kalangan public figure, tak hanya SBY yang menulis komentar soal fenomena hoax.

Nicholas Sean Purnama (18), putra Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama juga menulis komentar.

Jika SBY menulis melalui akunnya pada Twitter, Nihco, sapaan Nicholas, menulis melalui akunnya pada fanpage Facebook.

Tulisan komentar Nicho di-posting sejak Senin (9/1/2017), atau selisih 11 hari dengan kicauan SBY.

"teman2 sean, buat kalian yg aktif membaca berita media social terutama di facebook agar lebih hati2 ya.. jangan sampai kalian terhasut oleh berita2 hoax yg sedang marak," begitu komentar Nicho.


Tulisan komentar Nicho berisi pesan dan ajakan agar tak "termakan" oleh hoax.

Beda dengan kicauan SBY yang oleh Tweeps dianggap baper serta menuding penyebar hoax sedang berkuasa.

Selanjutnya, komentar Nicho malah ditanggapi postitif facebookers.

Pemilik akun Naomi Nevy menulis komentar, "Iya dong sean. Kita kan punya pikiran. Kalo ada berita nggak langsung percaya. Semua harus di cerna dulu, nggak langsung telan mentah2. Percaya aja Sean. Semua akan indah pada waktu-Nya. Tugas kita hanya percaya dan berserah. Oke. God bless you and fam."

Pemilik akun Murni Sirait Herrick menulis komentar, "Banyak yang mendoakan Papamu yang sedang berjuang, dan doa itu sangat BESAR kuasanya. Selalu ingat, Tuhan tidak tidur, Maha Adil dan Maha Kuasa. Semoga semakin banyak orang dengan hati yang bersih berjuang bersama Papamu tercinta. Tetap Sabar, kuat dan semangat."

Pemilik akun Agung Pranayama menulis komentar, "Sante aja Sean orang Indonesia udah 95% pintar kok, cuma segelintir aja yang yaa... Lawan kata nya pinter hahaha."

Pemilik akun Piwindari Azis menulis komentar, "Sean , jangan kuatir . Semua berita telah kami simak dg baik. Terutama mengenai papamu. Kami adalah pengagum papamu."

Apakah komentar itu juga membedakan cara berpikir antara generasi baby boomers dengan millennial?

Baby boomers adalah generasi yang lahir antara tahun 1946 hingga 1964, sedangkan millennial adalah generasi anak muda yang lahir dalam rentang tahun 1980-an hingga 2000.

Hilang Jika Pemerintah Benar Bekerja

Sebelumnya, anggota Komisi I DPR RI Sukamta menilai, hoax akan hilang dengan sendirinya jika pemerintah bekerja dengan benar.

"Pemerintah harus memperbaiki dirinya sendiri. Jika pemerintah bekerja dengan benar, maka pemberitaan hoax akan hilang dengan sendirinya," ujar Sukamta dalam acara diskusi di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (7/1/2017).

Pemerintah saat ini, menurut poltikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, belum dapat memberikan informasi yang jelas dan akurat terhadap suatu isu.

Tentang tenaga kerja asing China, misalnya.

Sejumlah menteri di Kabinet Kerja menyampaikan data yang berbeda-beda tentang jumlah tenaga kerja asing asal negeri Tiongkok yang berada di Indonesia.

"Pemerintah seolah-olah men-trigger. Masing-masing menteri itu bicara dan angka datanya tidak sama," ujar dia.

Selama pemerintah belum bekerja dengan benar, Sukamta yakin fenomena pemberitaan hoax akan sulit untuk diberantas. (tn)

Demikianlah Artikel SBY Dibilangi Baper Gara-gara Curhat soal Hoax, Coba Lihat Komentar Anak Ahok

Sekian informasi dan berita dari Akurat News tentang SBY Dibilangi Baper Gara-gara Curhat soal Hoax, Coba Lihat Komentar Anak Ahok, mudah-mudahan informasi dan berita ini bisa memberikan manfaat dan pengetahuan untuk kita semua. Sampai jumpa di berita kami lainnya.

Anda sekarang membaca artikel SBY Dibilangi Baper Gara-gara Curhat soal Hoax, Coba Lihat Komentar Anak Ahok dengan alamat link https://akuratid.blogspot.com/2017/01/sby-dibilangi-baper-gara-gara-curhat.html


Akurat news
New Johny WussUpdated: 2:18:00 AM

Peristiwa

Lainnya »

Kabar Artis

Lainnya »

Berita Terkini

Lainnya »
Akurat News