Akurat News - Filerma Rayo (33) sempat berpikir ajalnya hampir tiba ketika tertimbun puing-puing bangunan yang runtuh akibat gempa 7,8 SR di Ekuador. Di saat harapan makin tipis, pertolongan datang untuknya.
"Aku berteriak dan terus berteriak. Pada akhirnya, aku mulai berpikir bahwa aku akan mati di sana," kata Rayo, seperti dilansir Reuters, Selasa (19/4/2016).
Rayo terjebak selama 5 jam di antara puing restorannya sendiri. Restoran itu terletak di lantai dasar sebuah hotel yang kini rata dengan tanah setelah diguncang gempa.
"Aku ditolong saudara-saudaraku. Saat itu tim penyelamat belum tiba," ucapnya saat mendapat perawatan.
Kakak dan adiknya mencari Rayo serta suaminya setelah gempa. Teriakan Rayo menjadi panduan bagi saudaranya hingga akhirnya perempuan itu ditemukan. Puing-puing dipindahkan dan akhirnya Rayo berhasil diselamatkan saat tengah malam.
Rayo mengalami luka di kaki sementara kepala suaminya terluka. Usai diselamatkan, Rayo dan korban selamat lainnya masih harus tidur di bawah langit dengan rasa khawatir akan gempa susulan.
Tempat Rayo tinggal, Pedernales, adalah kota yang terdampak paling parah akibat gempa. Hampir 100 tetangga Rayo di Pedernales tidak seberuntung dirinya.
Mereka tewas saat gempa mengguncang. Hingga saat ini, jumlah korban tewas mencapai 350 orang dan ribuan lainnya terluka. (dtk)
Demikianlah Artikel Kisah Pilu Korban Selamat Gempa Ekuador yang Hampir Kehilangan Harapan
Sekian informasi dan berita dari Akurat News tentang Kisah Pilu Korban Selamat Gempa Ekuador yang Hampir Kehilangan Harapan, mudah-mudahan informasi dan berita ini bisa memberikan manfaat dan pengetahuan untuk kita semua. Sampai jumpa di berita kami lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Kisah Pilu Korban Selamat Gempa Ekuador yang Hampir Kehilangan Harapan dengan alamat link http://akuratid.blogspot.com/2016/04/kisah-pilu-korban-selamat-gempa-ekuador.html