AKURAT NEWS - Ketua Umum Mejelis Ulama Indonesia (MUI), Kiai Ma'ruf Amin menegaskan sekaligus menghimbau kepada Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah untuk bersatu padu dalam rangka membela ajaran agama Islam di Indonesia. Beliau juga menegaskan bahwa antara ormas NU dan Muhammadiyah sudah tidak ada lagi batasan-batasan yang acapkali dipermasalahkan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.
"Antara NU dan Muhammadiyah itu sudah tidak ada lagi batasan-batasannya. Malah sudah saatnya kita dapat bersatu dalam rangka membela serta memperjuangkan ajaran agama Islam ini," pesannya, Jum'at (9/12/2016), di PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta.
Dalam acara pengajian bulanan yang diadakan oleh Muhammadiyah tersebut, dengan tema "Berislam dalam Bingkai Bhineka Tunggal Ika", Kiai Ma'ruf mengapresiasinya. Menurutnya, tema yang dicantumkan dalam pengajian bulanan tersebut sudah sangat tepat jika melihat belakangan ini terdapat isu-isu penyesatan.
"Sebab ada isu yang menyesatkan, dan sepertinya kita ini dikotak-kotakkan, maka tema yang diangkat ini sudah sangat tepat.
Lihat saja, masak ada barisan kebhinekaan, ada yang tidak bhineka. Ada NKRI, dan tidak NKRI," dukungnya.
Ia pun menyesali hal tersebut. Menurutnya seolah-olah umat Islam yang mengadakan aksi Bela Islam, yang menuntut keadilan bagi penista tidak bernilai kebhinekaan. "Walaupun tidak jelas demikian itu, tetapi nampaknya 212 dianggap tidak bhineka. Sedangkan 412 bhineka. Dan ini sepertinya atau sama saja kelompok Islam tertuduh tidak bhineka," tutupnya. [vic]
Demikianlah Artikel NU & Muhammadiyah Diminta MUI Bersatu Hadapi Tuduhan Islam Tidak Bhinneka
Sekian informasi dan berita dari Akurat News tentang NU & Muhammadiyah Diminta MUI Bersatu Hadapi Tuduhan Islam Tidak Bhinneka, mudah-mudahan informasi dan berita ini bisa memberikan manfaat dan pengetahuan untuk kita semua. Sampai jumpa di berita kami lainnya.
Anda sekarang membaca artikel NU & Muhammadiyah Diminta MUI Bersatu Hadapi Tuduhan Islam Tidak Bhinneka dengan alamat link https://akuratid.blogspot.com/2016/12/nu-muhammadiyah-diminta-mui-bersatu.html