AKURAT NEWS - Armada Cina dan armada Amerika Serikat disebut-sebut tengah melirik kawasan Indonesia, terutama di Natuna. Bahkan diprediksi, Cina akan membuat pangkalan militernya di Indonesia. Jika hal ini benar, tentu menjadi `ancaman Cina` dan `ancaman Amerika` terhadap kedaulatan Indonesia.
Namun dalam beberapa bulan ini, Indonesia telah memperkuat kehadiran militernya secara mencolok di Natuna untuk mencegah `ancaman Cina` itu. Indonesia harus mengerahkan kekuatan TNI Angkatan Laut untuk berjaga-jaga di daerah kedaulatan kita.
Para pengamat menyebut sangat masuk akal Cina dan Amerika mengerahkan amadanya untuk berlayar ke wilayah Indonesia. Apapun yang terjadi, Indonesia sebagai negara paling berpengaruh di ASEAN harus menjaga kedaulatannya untuk mencegah ancaman dua Negara itu,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada Harian Terbit di Jakarta, Rabu (9/11/2016).
Sementara itu ahli hukum laut internasional, Hasjim Djalal berpendapat, tentu Tiongkok (Cina, red) bisa mengerahkan armadanya untuk berlayar ke daerah sekitar Natuna.
Permasalahannya, kata dia, pasti Indonesia tidak akan terima jika ada armada negara lain yang melintasi sekitar Natuna. “Makanya, kita selalu bersiap diri dan mengerahkan kekuatan TNI Angkatan Laut Indonesia untuk berjaga-jaga di daerah kedaulatan kita,” ujar Hasyim.
Menurutnya, Indonesia sebagai negara paling berpengaruh di ASEAN harus menjaga kedaulatannya di perairan Asia. “Selain itu, Indonesia juga harus bisa menjaga kestabilan perairan Asia Pasifik,” pungkasnya.
Sementara, Ahli Hukum Internasional dari Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, menghubungkan respon Cina di atas dengan upaya Cina untuk menegaskan kembali 9-Dashed Line (9 garis putus) di Laut China Selatan.
“Pemerintah harus memberi sinyal agar Cina tidak bermain api terkait hak berdaulat di zona maritim Natuna,” lanjutnya.
Hikmanhanto menegaskan, Pihak Angkatan Laut, KKP dan Kementerian Luar Negeri RI harus tegas terhadap ZEE dan tidak bisa diam saja.
Menurutnya, jika Indonesia tidak protes, sama artinya dengan membiarkan bahwa Perairan Natuna merupakan traditional fishing ground China.
Menteri Pertahanan Indonesia, Ryamirzad Ryacudu mengatakan, tak aman untuk mengabaikan kemungkinan ancaman di masa depan, sekalipun situasi tampaknya meningkat dalam beberapa bulan terakhir.
“Kami telah memperkuat kapasitas militer kita untuk mengantisipasi berbagai ancaman, baik itu pencurian ikan atau masuknya mereka ke wilayah Indonesia secara ilegal,” kata Ryacudu.
Pangkalan Militer
Muslim Arbi menyatakan tidak menutup kemungkinan justru pihak negara Cina akan membangun pangkalan militer di Indonesia. Indikasi itu terlihat dari maraknya buruh asal Cina yang masuk ke Indonesia belum lama ini.
"Keberadaan buruh asal Cina di Indonesia bisa menjadi indikasi negeri Tirai Bambu itu akan memiliki pangkalan militer di Indonesia," tegas Muslim.
Menurut Muslim, Cina sangat berkepentingan dengan adanya pangkalan militer di Indonesia. Tujuannya, untuk mengantisipasi jika terjadi kerusuhan anti Cina. "Cina kan sudah tahu, Indonesia itu sangat mudah disulut anti-Cina, makanya untuk mengantisipasi diperlukan pangkalan militer Cina. Jika ada kerusuhan, militer Cina bisa langsung turun tangan," jelas Muslim.
Tak hanya itu, Muslim mensinyalir, tidak menutup kemungkinan warga asal Cina yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Jakarta, bisa jadi agen intelijen Negeri Tirai Bambu itu.
"Intelijen Cina itu jago-jago. Dia bisa menyebarkan mata-mata, bisa juga memakai Cina perantauan yang ada di Indonesia atau biasa disebut Overseas China," papar Muslim.
Muslim mendesak DPR RI untuk meminta keterangan kepada Presiden Jokowi terkait keberaadaan warga Cina yang menjadi buruh di Indonesia. "DPR jangan diam saja. Saya usulkan perlu dibentuk Pansus di DPR. Keberadaan warga Cina akan mematikan warga Indonesia dan bisa menyulut konflik sosial," pungkas Muslim.
Dominasi AS di Asia
Disisi lain, kemenangan sosok Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, dinilai bisa meningkatkan tensi keamanan di kawasan Asia- Pasifik.
"Jangan lupa, ketika kampanyenya, Trump mengatakan sekarang waktunya sekutu Amerika harus membayar," kata Pakar politik internasional Dewi Fortuna Anwar di Jakarta, Rabu (9/11/2016).
Pasalnya, kata Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK) LIPI tersebut, setidaknya ada dua negara di kawasan ini yang keamananya tergantung pada negeri Paman Sam itu, yaitu Korea Selatan dan Jepang.
Dengan kemenangan Trump ini, tambah Dewi membuat komunitas global harap-harap cemas, pasalnya pemerintahan Trump nantinya dinilai tidak bisa diprediksi, terlebih kongres juga dikuasai oleh Partai Republik.
"Harapan kita semua tentu, Trump akan lebih rasional, dengan mengedepankan diplomasi dalam menyelesaikan setiap perselisihan yang terjadi, seperti yang diinginkan negara-negara secara umum," ujar dia. [htc]
Demikianlah Artikel Siapkan Armada di Kawasan Indonesia, Waspada Ancaman Cina dan Amerika terhadap NKRI
Sekian informasi dan berita dari Akurat News tentang Siapkan Armada di Kawasan Indonesia, Waspada Ancaman Cina dan Amerika terhadap NKRI, mudah-mudahan informasi dan berita ini bisa memberikan manfaat dan pengetahuan untuk kita semua. Sampai jumpa di berita kami lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Siapkan Armada di Kawasan Indonesia, Waspada Ancaman Cina dan Amerika terhadap NKRI dengan alamat link https://akuratid.blogspot.com/2016/11/siapkan-armada-di-kawasan-indonesia.html