Miris, Mendengar Rintihan Veteran

Posted by Akurat News on 4:12:00 PM


AKURAT NEWS - Di beberapa negara, kehidupan para veteran lebih leluasa. Mereka diberi tunjangan kesehatan memadai, pinjaman uang, asuransi kesehatan, rehabilitasi, pendidikan serta keterampilan, dan bantuan pemakaman hingga pemeliharaan pusara. Di Indonesia belum tentu. Yang ada selalu air mata tentang mereka.

Sugeng Hadisuyatna, warga Plumbungan, Patuk, Gunungkidul, Yogyakarta adalah salah satu veteran. Sugeng pernah menjadi anggota Pembela Tanah Air (PETA) dan anggota Batalyon 10 Yogyakarta saat perang kemerdekaan. Kini, Sugeng bekerja sebagai petani demi mendapatkan sesuap nasi.

"Sekarang jadi petani. Ke ladang. Kalau enggak ke ladang, mau makan apa?" kata Sugeng.

Dulu, Sugeng mendaftarkan diri sebagai pembela tanah air (PETA). Di PETA, Sugeng berpangkat Gyuhei, di PETA DAI.IV.Daidan, Gunungkidul.

Bahkan Sugeng mempertaruhkan harta dan nyawa demi mempertahankan kemerdekaan. Pada 1948 saat Belanda mencoba menduduki Yogyakarta, rumah milik Sugeng ikut dibakar pasukan Belanda.

"Rumah saya limasan 5 habis dibakar Belanda tahun 1948, karena ada tentara mereka yang mati ditembak pejuang. Habis semua barang-barang," kenang Sugeng.

Senada dengan Sugeng, Rusmina yang juga vetera tak bisa menikmati hasil perjuangan dan pengorbanannya. Dia harus menjalani kehidupan pahit usai kemerdekaan Indonesia.

Kepada merdeka.com, Rusmina mengaku tidak menyesal menjadi pejuang. Bahkan, dia bangga memiliki pengalaman yang bisa dibagi dengan generasi penerus, meski nasibnya tak sesuai harapan.

"Alhamdulillah senang. Ngapain nyesel, malah bangga jadi pejuang," ujar nenek Rusmina di Panti Jompo Tresna Werdha Teratai, Palembang.

Rusmina mengatakan, dia mendapatkan suami orang Palembang dan tinggal di kota itu. Namun, pada 1962, suaminya wafat disusul anak semata wayangnya tiga tahun kemudian. Sejak itu, dia hidup sebatang kara.

Apalagi seluruh harta benda dan surat-surat tentang statusnya sebagai pejuang kemerdekaan hilang dicuri.

Untuk menyambung hidup, Rusmina berusaha mencari pekerjaan. Beruntung, ada seorang tentara berpangkat perwira menawarkan pekerjaan di salah satu bioskop di kawasan Jalan Letkol Iskandar Palembang. Di sana, dia bertugas sebagai tukang karcis.

Hanya saja tak lama Rusmina di-PHK. Kemudian, dia bekerja lagi di bioskop lain di Jalan Jenderal Sudirman Palembang. Lagi-lagi, wanita kelahiran 22 Agustus 1916 itu harus menelan pil pahit karena masuk dalam daftar karyawan diberhentikan.

"Enak juga kerja di bioskop, bisa nonton film sepuasnya gratis pula. Lumayan dapat kerjaan," ujar Rusmina.

Pusing mencari pekerjaan, Rusmina memilih berdagang. Dia berjualan kemplang, makanan khas Palembang, di Pasar Cinde. Jarak tempat dagangannya itu dekat dengan tempat tinggalnya di sebuah gubuk reot di belakang pasar.

"Walaupun jelek, saya mengontrak. Uangnya dari hasil jualan kemplang," tuturnya.

Pada tahun 2009, Rusmina bertemu dengan seseorang dan mengajaknya tinggal di panti jompo milik Dinas Sosial Palembang. Sejak itu, dia tinggal bersama 63 penghuni panti. Dia ditempatkan di kamar berukuran 3x5 meter dengan satu tempat tidur.

"Orang di panti dulu manggil saya Mak Kemplang karena saya pernah jualan kemplang. Sekarang tidak lagi," pungkasnya. (ma)

Demikianlah Artikel Miris, Mendengar Rintihan Veteran

Sekian informasi dan berita dari Akurat News tentang Miris, Mendengar Rintihan Veteran, mudah-mudahan informasi dan berita ini bisa memberikan manfaat dan pengetahuan untuk kita semua. Sampai jumpa di berita kami lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Miris, Mendengar Rintihan Veteran dengan alamat link https://akuratid.blogspot.com/2016/11/miris-mendengar-rintihan-veteran.html


Akurat news
New Johny WussUpdated: 4:12:00 PM

Peristiwa

Lainnya »

Kabar Artis

Lainnya »

Berita Terkini

Lainnya »
Akurat News