POSMETRO INFO - Kota Jakarta hari ini makin jauh dari kota yang memiliki ide dan ber"nation". Padahal Jakarta disebut oleh Bung Karno sebagai kota wajah Indonesia.
Sejarawan JJ Rizal mengemukakan, Soekarno membangun kota Jakarta dengan menerapkan ide cita-cita yang tertuang di dalam Proklamasi yakni kemanusiaan dan keadilan. Bagi Soekarno, ide kemanusiaan menjadi sangat penting dalam ibukota.
"Buat Bung Karno, orang miskin punya tempat di Jakarta. Bagian dari tempat Jakarta. Jakarta bukan hanya buat mereka yang tinggal di gedong, tapi juga kaum Marhen," ujar Rizal di Jakarta, Senin, (29/8).
Ini terbukti dari fakta sejarah, saat Soekarno hendak membangun kawasan Senayan sebagai kompleks gelanggang olahraga. Soekarno memindahkan warga yang tinggal di kawasan Senayan ke daerah Tebet.
"Warga yang dipindahkan, dibangunkan kampung baru, namun sama persis dengan yang di Senayan, termasuk nama-nama gangnya," ulas Rizal.
Padahal saat itu Soekarno adalah presiden. Namun, begitulah relasi antara presiden dengan ibukota. Presiden hadir untuk mengingatkan gubernur DKI jika mengingkari ide kemanusiaan dan keadilan. Namun ide itu menurut Rizal, telah hilang di kota Jakarta sekarang, di mana Presiden Jokowi sama sekali tidak memperdulikan sikap Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang menghadirkan tangisan di ibukota.
Menurut Rizal, Jakarta yang berkeadilan telah diperankan dengan baik oleh Gubernur DKI legendaris, Ali Sadikin. Saat itu, Ali Sadikin marah kepada Bappenas karena enggan memberikan dana untuk mengurusi orang miskin di Jakarta.
"Ali Sadikin kasar juga, keras, main gampar, tapi kerasnya untuk siapa? Dia bisa keras terhadap Bappenas, ketika dia minta dana proyek, dijawab Bappenas pemerintah pusat nggak ngurusin orang miskin, Ali Sadikin marah," kata Rizal menyindir perilaku Gubernur DKI saat ini yang hanya berani keras kepada rakyat kecil.
Hari ini, lanjut Rizal, Jakarta lebih mirip sebagai kota kompeni atau kota yang dikelola Belanda pada masa penjajahan. Jakarta semakin jauh dari ide-ide. Jakarta hanya memberikan ruang kepada kaum aristokrasi yang berduit, tapi tidak untuk masyarakat bawah. Jakarta cenderung seperti kota yang dikelola oleh perusahaan multinasional, dan digerakkan oleh uang.
"Orientasi pembangunan oleh materi. Kota kehilangan ide. Orientasi pembangunannya dibangun untuk orang kaya. Kaum marhen gak punya tempat, rakyat dianggap hama," tegas Rizal.
"Teman-teman bergaul gubernur itu dengan orang yang ber-uang, bukan dengan orang yang beride. Makan siangnya dengan pengembang sebulan sekali," nyinyir Rizal.[rmol]
Demikianlah Artikel Jakarta Sekarang Lebih Mirip Kota Kompeni.. Orientasi Pembangunan untuk Orang Kaya, Rakyat Miskin Diangggap Hama
Sekian informasi dan berita dari Akurat News tentang Jakarta Sekarang Lebih Mirip Kota Kompeni.. Orientasi Pembangunan untuk Orang Kaya, Rakyat Miskin Diangggap Hama, mudah-mudahan informasi dan berita ini bisa memberikan manfaat dan pengetahuan untuk kita semua. Sampai jumpa di berita kami lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Jakarta Sekarang Lebih Mirip Kota Kompeni.. Orientasi Pembangunan untuk Orang Kaya, Rakyat Miskin Diangggap Hama dengan alamat link https://akuratid.blogspot.com/2016/08/jakarta-sekarang-lebih-mirip-kota.html