Akurat News - Dua tahun sudah Torik Sulistyo alias TS (50) menjalankan bisnis prostitusi di warungnya di Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Dia menawarkan belasan anak di bawah umur untuk melayani para lelaki hidung belang. (Baca: Jadi Mucikari, TS Juga Lecehkan ABG yang Menjadi Korbannya).
Sebagai kedok, Torik mendirikan warung kopi di Jalan Timbul IV RT 08 RW 03, Kelurahan Cimpedak, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Warung kopi ini kerap menjadi lokasi pertemuan antara pelanggan dan ABG yang ditawarkan Torik.
Menurut Kepala Polsek Jagakarsa Komisaris Sri Bhayangkari, Torik pertama kali berkenalan dengan gadis berusia 15 tahun, sebut saja Mawar.
Torik lalu meminta ABG itu untuk mengajak temannya menjajakan diri. Kepada Mawar, Torik mengiming-imingi ABG itu uang.
"Antar korban ini (rekrutnya) dari mulut ke mulut," ujar Sri.
Sampai akhirnya, Torik punya 15 ABG yang siap melayani tamu hidung belang. Rata-rata adalah gadis berusia 15-16 tahun.
Di antarnya, ada yang masih berstatus pelajar dan putus sekolah.
"Ada yang merupakan warga dari sana dan ada juga yang dari luar," ujar Sri.
Cara transaksi dengan pelanggan, lanjut Sri, tidak melalui dunia maya, melainkan hanya dalam lingkungan perkenalan Torik.
Pelaku menghubungi kenalannya untuk menawarkan ABG yang akan dijual.
"Pelaku tidak secara langsung mempromosikan di warung kopinya, tetapi melalui orang yang punya koneksi dengan pelaku. Jadi pelanggannya dihubungi," ujar Sri.
Torik tak punya kamar banyak untuk jadi bilik asmara. Namun, dia punya satu ruangan di warung kopinya, yang bisa digunakan untuk mesum.
Kadang, ABG itu dijemput pelanggannya untuk dibawa keluar. "Menurut keterangan ada yang dilakukan di warung tersebut dan ada yang di luar," ujar Sri.
Dari 15 ABG itu, tidak semuanya mangkal di warung Toruk setiap hari. Mereka biasa beroperasi mulai pagi hingga malam.
"Tidak 24 jam. Kalau yang masih sekolah, sepulang sekolah dari pukul 15.00 sampai magrib. Kalau yang tidak sekolah, dari pagi sampai pukul 22.00," ujar Sri.
Menurut Sri, pelanggan ABG yang menjadi korban Torik ini berasal dari berbagai kalangan. Ada yang pengangguran dan juga pekerja kantoran.
Torik mematok tarif Rp 300.000 sampai Rp 400.000 untuk sekali ABG melayani pelanggan. Dia juga menyediakan kondom untuk para ABG-nya tersebut. (Baca: Mucikari di Jagakarsa Patok Tarif Rp 400 Ribu untuk Satu ABG).
Usai melayani tamu, ABG itu berbagi hasil dengan Torik. Biasanya, tarif dibagi dua, 50 persen untuk Torik, dan 50 persen untuk ABG.
Namun, Torik kadang mengambil hasil lebih untuk biaya operasional lain. Sampai akhirnya, bisnis mesum Torik ini terungkap.
Polisi mengerebek warung kopi milik Torik yang jadi kedok bisnis prostitusinya itu.
Dari penggerebekan tersebut, polisi mengamankan barang bukti berupa memory card 4GB yang berisi foto korban dan tersangka, dua buah kondom, uang tunai Rp 700.000.
Polisi menahan TS dan menjerat pelaku dengan pasal 76i Juncto Pasal 88 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014, tentang Perlindungan Anak. Ancamannya 10 tahun penjara dan denda Rp 200 juta. (kmp)
Demikianlah Artikel Beginilah Cara Mucikari Torik Menjalankan Bisnis Prostitusi ABG di Jagakarsa
Sekian informasi dan berita dari Akurat News tentang Beginilah Cara Mucikari Torik Menjalankan Bisnis Prostitusi ABG di Jagakarsa, mudah-mudahan informasi dan berita ini bisa memberikan manfaat dan pengetahuan untuk kita semua. Sampai jumpa di berita kami lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Beginilah Cara Mucikari Torik Menjalankan Bisnis Prostitusi ABG di Jagakarsa dengan alamat link https://akuratid.blogspot.com/2016/03/beginilah-cara-mucikari-torik.html